follow button

Jumat, 09 Maret 2018

Care boleh , nge Racun Jangan

Jadi kemarin aku lihat postingan seorang selebgram (kak parramitha)
dia mengungkapkan keluh nya yang mungkin sebelum2 nya hanya ditahan dengan diam.
dari sekian banyak tulisan kak mita di 2nd account nya, yang  hampir semuaaa nya aku setuju.
cuma yang satu ini bikin aku gatel kalo nggak membahas ulang di Blog, karna aku juga pernah (sering) mengalami

aku yakin sebelum memutuskan memposting ini di instagram pribadi nya (bukan di second account nya) kak mita bener2 mikir lagi, karna follower nya bukan seribu- dua ribu orang tapi almost 100ribu orang!!
dan diantara 100rb orang itu isinya tentu bukan cuma kita2 yang ng fans sama cantiknya, ootdnya, relationship goals nya.
jelas ada kerabat, keluarga, brand2 besar, teman sesama selebgram, dll
ini isi postingan nya :



jadi kak Mita ini punya latar belakang pekerjaan yg sangat berbeda dengan laki2 nya.
dia bekerja di pemerintahan yg mana hanya duduk di kursi dan kantor yang tetap
sedangkan laki2 nya bekerja di dunia entertaint, menjadi bintang iklan, host, brand ambassador, dll

mereka sudah berpacaran selama 3 tahun wich is saat mereka masih di bangku kuliah, dan belum ada di posisi pekerjaan ini
 aku yakin sebelum saling terbiasa dan menghargai pekerjaan masing2.
mereka membutuhkan waktu adaptasi yang di dalam nya pasti ada pertengkaran, cemburu, beda pendapat.
tentu masalah2 itu tidak di publish even keduanya adalah selebgram

manusia adalah makhluk sosial yang juga membutuhkan bantuan , saran, pendapat dari orang lain
tapi seperti kata kak mita.
bukan kah lebih baik kalo bumbu2 yang kalian anggap tidak beracun itu di rubah menjadi bentuk support dan dukungan ke arah yang baik
biar keruh2 nya kita, pesimis nya kita terhadap hubungan bisa berubah jadi
"iya juga ya. ngapain sih aku gini aja ngambek" dll

ada benarnya teman kita memberi perhatian dengan bertanya
"eh kamu lagi kenapa sama dy"
"eh kamu gmn rasanya" bla bla
tapi ada loh yang sekedar bertanya hanya untuk kepo dan dipake sebagai bahan perbincangan dengan suatu golongan

ada juga sahabat yang memiliki niat baik dengan memberi tahu
"eh kamu udah liat blm mantan kamu posting ini"
"eh kemarin pacar kamu disini sama ini, emang nggak pamit ya? kok km bolehin"
serem nya lagi yang langsung buka omongan di grup gitu,
itu antara care & mau make kita sbg bahan ngerumpi tipis sihh
padahall
sebelum mereka mencoba memberi tahu sebuah fakta & memberi saran tanpa di minta pun,
kita pasti punya sikap masing2 dalam menyikapi masalah,
contoh:
-kita hide story mantan supaya nggak lihat dia sama yang baru, tapi sama temen malah di capturin & di kirim in

-kita udah berusaha ikhlas ngizinin pacar melakukan aktivitas yg sebenernya gak kita suka,
ngasih izin aja udah butuh sabar+ pikiran jernih, untuk dapat kata "ikhlas"
ehh
sama temen malah di kasih bumbu2 bon cabe yang bikin kita keruh lagi dan bisa berujung bertengkar loh sama pacar.

aku sangat pernah mengalami yang kak mita alamin, dan boncabe2 ku masih sekitar kawan & sahabat ku sih.
aku nggak bayangin gimana rasanya jadi kak mita yang di boncabe-in sama stranger2 yang jumlahnya nggak sedikitt!! 😭😭
mungkin aku udah nggak bisa menanggapi dengan bijak seperti kak mita

tulisan ini juga sebagai pengingat bagi diri saya sendiri, kemudian saya sharing agar teman2 terhindar dari sifat : mencampuri urusan orang lain atas dasar "Kepo"
karna akhirnya ....
kita akan cenderung mudah menilai/menarik kesimpulan atas seseorang padahal kita belum tahu pasti bagaimana permasalahannya.
dan tanpa kita sadari kata2 yang kita sampaikan akan memperkeruh keadaan, maksut hati ingin memberi perhatian, memberi saran malah jadi memojok kan.